السلام عليكم ورحمة الله وبركاتة
YA RABB BERILAH CINTAMU, WALAU SETETES BIARKANLAH : HATI, PIKIRAN, TUBUH KITA SELALU MENDEKAT PADA-NYA

Facebook Halimi Zuhdy

Sabtu, 17 Februari 2018

MUNAQASYAH DI ZAINUL HASAN GENGGONG

(Diskusi Tuk Menggali Mata Air Murni)

Halimi Zuhdy

"Aku tidak pernah berdebat untuk mencari kemenangan”. Imam Syafi'i

Rekam jejak para ulama besar, tidak pernah sepi dengan; diskusi, dialog, bahkan debat. Imam Syafi'i yang pernah berdiskusi sengit (munaqasyah) dengan Imam Ahmad bin Hambal tentang tariqus sholah (orang yang meninggalkan shalat), dan juga berdebat dengan Imam Ishaq tentang kulit bangkai, pernah dengan Muhammad bin Hasan, Asbagh bin Farj. Imam Ghazaly yang didebat Ibnu Rusyd lewat buku. Imam Abu Hanifah dengan Atheis. Imam Asy'ari dengan Ajubai. Imam Al Bukhari yang didebat oleh 10 ulama Baghdad. Sibawaehi diadu dengan Imam Al Kisai oleh Harun Rasyid, Dan perdebatan keduanya berlanjut pada murid masing-masing.

Diskusi, dialog sampai perdebatan adalah hal biasa dikalangan para ulama, dengan tetap menggunakan adab, bukan menjatuhkan dan bermusuhan. "Aku berdebat tidak untuk menjatuhkan orang.” Kata Imam Syafi'i dalam Tahdzibul Asma Wal Lughat.

Dunia akademik, pesantren, madrasah, kampus adalah ladang diskusi yang paling indah, kan berkecambah ilmu, jika forum-forum itu terjaga dengan baik. Semakin banyak mengenal pemikiran orang, bergesekan, bahkan bertabrakan, maka akan tumbuh percikan-percikan api ilmu, tuk semakin menggali sumber apinya, sehingga baranya lebih kuat dan besar.

Hari ini saya dan Dr. Faisol Fatawi, menguji santri program Tahqiq Qiratul Qutub, untuk mempertanggungjawab kan hasil karya mereka.

Santri di bawah asuhan KH. Ahsan Maliki, sungguh mempesona, dengan bahasa Arabnya yang fasih, mereka mampu menjawab pertanyaan paramunaqis, tema-tema makalah yang diangkat juga menarik, dari; Hukum ikhtilat di Medsos, jual beli sperma hewan, pajak dan zakat, azal, dan lainnya.

Santri yang masih muda belia, sudah mampu mengungkap kajian-kajian menarik, apalagi mereka mampu menjaga keistiqomaahnya dalam kajian-kajian setelah di kampus atau dalam forum-forum diskusi.
Fakultas Humaniora UIN Malang sebagai partner dalam ajang  munaqosyah tersebut, sangat mengapresiasi, dan kata WD 1, Dr. Faisol "Seandainya mereka masuk UIN Malang, maka mereka tinggal berlari saja". Dan mudah-mudahan diskusi tersebut tetap dipertahankan, untuk menumbuhkan keberanian bertukar ide, mempertahankan argumentasi, dan belajar menerima pendapat yang lebih kuat.

Munaqosyah yang bermakna; mudawalah, tabadul ara, hiwarun min ajli ushul nataij (bertukar ide, agar dapat memperoleh hasil). Inilah yang dilakukan oleh santri MA Zainul Hasan 1 Genggong Probolinggo.

----------------------------------------
Probolinggo,  11 Pebruari 2018

https://www.instagram.com/p/BfGImUyB8lW/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar